Bagi temanz yang mau menyumbangkan artikel tentang sains dan teknologi ini tempatnya .......

3/12/2008 11:27:07 am

Halo.... tumben nih sepi 3 hari. Pada kemana the 84gang?
Mau bagi cerita nih. Supaya gak bikin bete, gw bagi dalam 3 posting.

Pernah denger istilah BIOPORI ?
Buat yang belom pernah, silakan baca bagian pertama ini.

BIOPORI adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk hidup dalam tanah, seperti pengakaran pohon, cacing tanah, rayap dan makhluk mikro lain. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air. Hal ini membuat tanah subur dan meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Makin banyak biopori, makin besar air yang dapat diserap tanah.

Makin banyaknya tanah di Jakarta yang ditutupi bangunan beton, maka daya tampung tanah terhadap air makin berkurang. Daya serap tanah Jakarta terhadap air nyaris tidak ada. Karena itu air hujan hampir seluruhnya mengalir ke laut, pakai antre lagi! Jadi banjir. Sedikit sekali yang menyerap ke tanah, karena itu jumlah air tanahpun makin menyusut. Akibatnya intrusi air laut ke air tanah Jakarta. Air sumur jadi payau bahkan asin.

Bila biopori dibuat lebih banyak, daya serap tanah Jakarta dapat ditingkatkan. Sehingga jumlah air yang mengalir di permukaan tanah berkurang. Bila semua rumah di Jakarta , mudah-mudahan banjir dapat dikurangi. Bagaimana cara menambah jumlah biopori? Saya tulis di biopori 2

Reply
3/12/2008 11:27:57 am

MENAMBAH JUMLAH BIOPORI

Ada teknologi yang dikembangkan oleh Fakultas Pertanian IPB untuk meningkatkan jumlah biopori, yaitu dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB). Lubang ini dapat dibuat di tanah, di dasar saluran yang semula digunakan untuk mengalirkan air hujan, bahkan di tempat yang sudah dicor semen. Lubang dibuat dengan diameter 10 cm sedalam 80 - 100 cm. Ada bor tanah yang dapat dioperasikan dengan mudah. Gambarnya terlampir. Untuk membuat 1 LRB dengan tenaga perempuan diperlukan waktu kira-kira 10-20 menit, tergantung kekerasan tanah.

LRB akan menampung air hujan, sehingga lebih banyak yang diserap tanah. LRB dapat diaktifkan dengan memasukkan sampah organik ke dalamnya. Sampah ini menjadi makanan bagi makhluk-makhluk dalam tanah sehingga tetap hidup. Sampah akan di-dekomposisi dan hasilnya adalah pupuk kompos. Dengan aktifnya makhluk hidup dalam tanah di sekitar LRB, maka jumlah biopori akan meningkat terus.
Dengan demikian LRB dan biopori bersama-sama akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air.

Dengan memasukkan sampah ke dalam LRB, produk gas yang membentuk efek rumah kaca akan berkurang. Dengan demikian, selain bermanfaat mengurangi resiko banjir, pembuatan LRB ini mengurangi pemanasan global. Efek lainnya, jumlah genangan air juga berkurang. Hal ini secara tidak langsung akan mengurangi resiko penyebaran penyakit demam berdarah, malaria dan kaki gajah.

Reply
3/12/2008 11:28:54 am

Ini asli pengalaman gw.

Beberapa bulan terakhir, volume sampah gw berkurang drastis. Mestinya iuran sampah gw juga dikurangi ya? Hehehe...
Ini berkat LRB (lubang resapan biopori) yang gw bikin di halaman rumah. Sementara ini ada 8 lubang. Di atas lubang gw taruh pot tanaman untuk mencegah orang terperosok. Juga mencegah kucing atau anjing ngodal-ngadul isi LRB. Semua sampah dapur (kulit buah, batang sayur yang tidak termakan, ampas kelapa, kulit telur, tulang ikan dan ayam.... pokoknya semua) gw masukin ke LRB. 1 lubang bisa menampung sampah dapur selama 4-5 hari. Tanpa campuran bahan apa-apa. Kira-kira 1,5 bulan semua lubang penuh.... eh, ternyata engga! Lubang pertama ternyata masih bisa menampung sampah lagi, karena sampah 1,5 bulan yang lalu sudah menyusut kira-kira tinggal 20%. Hasil dekomposisi sampah ini gw pakai untuk memupuki tanaman-tanaman gw.

Soal bau.... ya, pasti bau. Namanya sampah dapur. Tapi bau itu hanya muncul waktu panen kompos. Selama sampah masih di dalam LRB, baru tidak keluar, terserap oleh tanah. Mungkin juga karena panen dilakukan waktu masih musim penghujan. Sampah dalam LRB bercampur air, jadi bau. Bau hanya muncul waktu panen, karena dikeluarkan dari tanah. Tindakan gw memang seperti menabur garam di air laut, hampir ga ada artinya, terlalu kecil. Karena itu gw ingin berbagi dengan 84gang. Setidak-tidaknya menggugah kesadaran tentang peran kita terhadap masa depan bumi kita. Gw cuma berangan-angan aja, kalau seluruh 84gang bikin LRB di rumahnya, terus bisa menggugah tetangga-tetangganya... kenalan-kenalannya .... jadinya banyak juga. Pasti akan bermakna juga.

Supaya lebih jelas, bukan hanya membayangkan, gw lampirkan 3 foto. Foto pertama foto waktu gw bikin LRB, yang kedua foto LRB yang sudah jadi, ketiga foto pot di atas LRB.

Reply
Melinda
3/12/2008 12:59:44 pm

Sedikit tambahan tentang kedalaman biopori. Kedalaman 80 - 100 cm adalah kedalaman yang optimal. Lebih dari itu tidak ada gunanya, karena oksigen sudah sangat tipis, jadi tidak memungkinkan bagi kehidupan.

Reply
Aryani
3/18/2008 03:27:45 pm

PENGOMPOSAN DENGAN KERANJANG TAKAKURA
(Bagian 1)

http://clearwaste.blogspot.com/2007/07/komposter-keranjang-takakura.html

Dikembangkan oleh Bapak dan Ibu Djamaludin, Taman Karinda
Bandung, Jl. Alfa 92 Cigadung, 20 Juli 2007
Foto: Sobirin, 2007, Keranjang Takakura
Oleh: Sobirin

Pengomposan cara ini sangat bermanfaat untuk para mahasiswa, bujangan, keluarga kecil, karena bisa ditempatkan di dalam kamar, apartemen, atau di dalam rumah biasa.

Dalam kunjungan saya ke rumah Bapak dan Ibu Djamaludin, pemilik taman kompos Karinda, di Lebak Bulus, Jakarta, saya mendapat ilmu baru, yaitu membuat kompos murah dengan wadah keranjang plastik.

Pengomposan cara ini sangat bermanfaat untuk para mahasiswa, bujangan, keluarga kecil, karena bisa ditempatkan di dalam kamar, apartemen, atau di dalam rumah biasa.

Menurut Ibu Djamaludin, konsep membuat kompos dengan keranjang ini diperkenalkan oleh Mr. Takakura pada saat pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga di Pusdakota Surabaya. Rupanya ini pengalaman praktek Mr. Takakura sendiri di Jepang. Jadi keranjang ini dikenal sebagai Keranjang Takakura.

Keranjang plastik semacam di gambar foto, mudah didapat di toko atau pasar yang menjual barang-barang kelontong rumah tangga. Ukurannya hanya sekitar 50 liter, biasanya digunakan untuk keranjang wadah pakaian kotor sebelum dicuci.

Caranya begini:

Pertama, cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya bangsanya tikus tidak bisa masuk). Jangan lupa kalau membeli keranjang plastik ini berikut tutupnya.

Kedua, cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal bisa masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahan-bahan yang akan dikomposkan.

Ketiga, isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Kalau sebelumnya anda tidak membuat kompos sendiri, anda minta saja ke teman anda yang punya persediaan kompos yang siap pakai. Tebarkan kompos ke dalam doos selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos yang sudah jadi tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu masukkan doos tersebut ke dalam keranjang plastik.

Keempat, bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam keranjang. Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa makanan dari meja makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran mentah dapur: akar sayuran, batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil sampai ukuran 2 cm x 2 cm.

Kelima, setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bilamana perlu tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi.

Anehnya, doos dalam keranjang ini lama tidak penuhnya, sebab bahan-bahan dalam doos tadi mengempis. Terkadang kompos ini beraroma jeruk, bila kita banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat dimanfaatkan.

posted by: BM

Reply
Aryani
3/18/2008 03:33:03 pm

PENGOMPOSAN DENGAN KERANJANG TAKAKURA
(Bagian 2)

Catatan: khusus untuk komposter Keranjang Takakura ini, upayakan agar bekas sayuran bersantan, daging dan bahan lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam doos. Mengingat starter-nya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL (mikroba loka) tidak digunakan.

http://olahsampah.multiply.com/

Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses pembuatan kompos.

Satu keranjang standar dengan starter 8 kg dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari.
Berikut ini petunjuk pemakaiannya:

Jenis-jenis sampah yang diolah:
- Sisa sayuran. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya.
- Sisa nasi.
- Sisa ikan, ayam, kulit telur dll.
- Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain). Hindari memasukkan kulit buah yang keras seperti kulit salak.

Cara kerja:
Sampah dapur yang dimasukkan di Keranjang Takakura sebaiknya dalam materi yang kecil. Semakin kecil materi, semakin mudah diuraikan. Untuk sisa sayur dan buah, potonglah kecil-kecil.
Gali starter kompos di dalam keranjang tersebut dengan cetok. Luasan dan kedalaman galian, sesuaikan dengan banyaknya sampah yang hendak dimasukkan.
Masukkan sampah pada lubang yang digali. Tusuk-tusuk sampah tersebut dengan cetok.
Timbun sampah tadi dengan kompos di tepian lubang.
Tutup kompos tersebut dengan bantalan sekam.
Tutup permukaan keranjang dengan kain.
Yang terakhir, tutuplah dengan tutup keranjang.

Catatan:
Letakkan Keranjang Takakura di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.
Bila kompos kering, perciki air bersih sambil diaduk merata. Suhu ideal adalah 60 derajat celsius.

Cara Pemanenan
Bila kompos di dalam Keranjang Takakura telah penuh, ambil 1/3-nya dan kita matangkan selama seminggu di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan kembali sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.
http://keranjangtakakura.blogspot.com/

Pertanyaan-pertanyaan Umum Seputar Keranjang Takakura

Sejak diluncurkan tahun lalu, Keranjang Takakura telah dipakai puluhan ribu keluarga. Apa saja pertanyaan-pertanyaan pemakainya?
---------------------------------------------
- Di mana tempat yang tepat untuk menempatkan Keranjang Takakura?
Salah satu kelebihan Keranjang Takakura adalah praktis, mudah dipindah-pindah dan bisa ditempatkan di mana saja. Bahkan di dapur pun bisa. Prinsipnya, tempat tersebut tidak terkena sinar matahari langsung dan memiliki sirkulasi udara yang bagus.

- Apakah sampah yang dimasukkan dalam Komposter Takakura akan menimbulkan belatung?
Tidak ada belatung pada Keranjang Takakura kendati setiap hari, para pemakai memasukkan sampah. Asal belatung adalah dari telur lalat. Kendatipun lalat telah bertelur pada makanan dan makanan tersebut dimasukkan ke Keranjang Takakura, telur lalat tersebut tidak akan menjadi belatung karena bahan-bahan yang ada di dalam keranjang takakura, misalnya, sekam, tidak memungkinkan perkembangbiakan belatung.

posted by: BM

Reply
Aryani
3/18/2008 03:38:01 pm

PENGOMPOSAN DENGAN KERANJANG TAKAKURA
(Bagian 3)

- Apakah timbul bau busuk dalam pemakaian?
Tidak. Namun untuk sayuran basi sebaiknya dicuci dulu dan ditiriskan, baru dimasukkan ke Keranjang Takakura.

- Apakah Keranjang Takakura bisa dipakai untuk keluarga besar?
Keranjang Takakura dedesain untuk ukuran sampah rumah tangga sehari-hari dengan maksimum penghuni 7 orang. Bila jumlah anggota keluarga lebih dari itu, sebaiknya memakai Keranjang Takakura lebih dari satu buah.

- Bagaimana kita tahu, Keranjang Takakura berfungsi dengan baik atau tidak?
Cara paling gampang adalah dengan meletakkan telapak tangan kita kurang lebih 2 cm di atas kompos. Bila terasa hangat, bisa dipastikan proses pengomposan berjalan dengan baik. Bakteri yang mendukung proses pengomposan sedang bekerja. Bila telapak tangan tidak terasa hangat, bakteri tidak bekerja maksimal. Bisa jadi kompos starter tersebut terlalu kering hingga memerlukan air. Percikkan air pada kompos tersebut. Pelan-pelan, suhu dari starter tersebut akan meningkat dengan bekerjanya mikroorganisme yang mengubah sampah menjadi kompos.

- Apakah sampah yang dimasukkan harus dicacah lebih dulu?
Ya, proses perubahan sampah organik menjadi kompos akan lebih cepat terjadi bila sampah yang berasal dari sayur ataupun buah-buahan dicacah terlebih dahulu.

- Bahan-bahan apa saja yang bisa dimasukkan dalam Keranjang Takakura?
Sisa sayur dan sisa-sisa masakan ataupun buah-buahan. Caranya dengan memotong kecil-kecil (mencacah) buah ataupun sayuran. Upayakan memasukkan sayuran yang belum basi. Bila sayuran telah basi, cuci dulu sayuran tersebut, tiriskan, dan bisa dimasukkan ke komposter Takakura.

- Berapa bulan Keranjang Takakura penuh dan bagaimana penanganannya bila sudah penuh?
Umumnya, keranjang Takukura penuh antara 2-4 bulan, tergantung jumlah sampah yang dimasukkan. Bila sudah penuh, ambil sepertiga bagian paling atas. Kompos yang diambil tadi didiamkan 14 hari, barulah bisa dipakai. Sedangkan yang tetap tinggal di keranjang, bisa dipakai sebagai starter untuk pengomposan kembali.

- Apa fungsi-fungsi kardus dan bantal sekam pada unit komposter Takakura?
Kenapa dipilih kardus, karena kardus tidak kedap udara. Bisa saja diganti denga media lain, misalnya karpet. Sistem pengomposan Takakura tergolong aerob di mana bakteri tergantung pada pasokan udara. Kardus juga berfungsi sebagai perangkap starter kompos agar tidak tumpah, karena keranjang yang dipakai memiliki lubang yang relatif besar. Sedangkan bantal sekam di bagian bawah keranjang berfungsi sebagai penampung air lindi dari sampah bila ada, sehingga bisa menyerap bau. Bantal sekam juga berfungsi sebagai alat kontrol udara di tempat pengomposan agar bakteri berkembang dengan baik.

http://olahsampah.multiply.com/journal/item/11
http://blogsampah.blogsome.com/category/faq/

TANYA JAWAB - TAKAKURA

Karena baru pertama banget bikin kompos, saya punya banyak pertanyaan dan mengalami berbagai kepanikan, khususnya di hari pertama dan hari kedua. Untungnya, hari ini aku ketemu dengan beberapa teman yang bisa sedikit menenangkan hati. Fyuh. Jadi, apa yang mereka katakan, saya rangkum di sini. Kalau ada kesalahan informasi di sini, berarti salah saya, bukan salah mereka. Hehehe. Jadi monggo dibantu dibenarkan ya.

T: ITU BANTAL SEKAM TARONYA DIMANA? DI LUAR KARDUS ATAU DIDALAM KARDUS

J: Kalau menurut di sini, bantal sekamnya ditaroh di dasar keranjang, sebelum kardus dimasukkan.
Tapi, kalau mau irit bisa pake kardus bekas.

Katanya, ini juga bener. Tapi, sebaiknya kardus ini dilapisi kardus lagi (biar dobel kuatnya), karena kan bakterinya rajin mencerna nggak cuma sampah tapi juga sisi kardus. Bantal sekam tetap di dalam gitu.

Jadi dua-duanya bener… Syukurlah. Oh iya, itu selotip, boleh dipasang nanti kalau sudah mulai penuh saja, atau mau dipasang dari awal juga nggak apa-apa. Aku masih belum pasang selotip, supaya kardusnya bisa nutup dengan mudah (dan belum penuh). Hehehe. Mungkin di hari keempat atau kelima sudah harus pasang selotip.

posted by: BM

Reply
Aryani
3/18/2008 03:41:16 pm

PENGOMPOSAN DENGAN KERANJANG TAKAKURA
(Bagian 4)

T: TACCHAN, SI KERANJANG TAKAKURA, MENGELUARKAN PANAS YA?
Apakah Tacchan sakit? Panas itu apa sih sebenernya?
Lalu apakah mengeluarkan gas berbahaya?

J: Katanya, panas yang dikeluarkan itu wajar-wajar saja.
Coba kita tumpangkan tangan ke tangan yang sebelah satu lagi (jangan sampe menyentuh), pasti ada rasa hangat-hangat yang mengalir ruang antara dua tangan itu kan? Itu adalah panas alami tubuh yang dikeluarkan oleh makhluk hidup. Begitu juga dengan bakteri, punya panas sendiri. Tapi karena bakteri itu kecil-kecil jadi kadang-kadang kalo dia lagi bengong ngga melakukan apa-apa, ya nggak terasa panasnya.

Di dalam Tacchan, ada banyak bakteri dan mikroba lainnya yang giat bekerja. Dan kalau sedang giat bekerja, pasti mengeluarkan panas yang lebih banyak. Contohnya, kalau kita berolah raga atau habis bekerja berat, suhu tubuh pasti meningkat lalu merasa gerah. Nah, bakteri juga begitu, mengeluarkan panas (kalor) gitu, dan akhirnya Tacchan juga terasa hangat. Kira-kira begitu teorinya. Semoga aku nggak salah ngerti. Hihihi.

Lalu, apakah bakteri di dalam Tacchan itu mengeluarkan gas? Apakah gasnya berbahaya bagi lingkungan?

Nah, yang ini… aku belum jelas betul tanyanya. Tapi secara garis besar sih… seperti makhluk lainnya, Bapak dan Ibu Bakteri yang mencerna pasti mengeluarkan gas. Akan tetapi, berbeda dengan gas buangan bakteri yang "liar" yang di TPA itu, bakteri yang terdapat di dalam kompos atau di dalam bio aktivator itu adalah bakteri yang "baik" dan "bersahabat". Contoh bakteri yang digunakan untuk kompos adalah Lactobacillus. Nah, sering denger kan nama bakteri yang satu ini? Kayak bakteri yang dipake dalam minuman kesehatan atau susu. Selain itu ada juga Aktinomyces, Saccharomyces, mikroba, bakteri, jamur dan ragi lainnya

Dan, tentu saja jangan lupa kalau bikin kompos lebih pada proses fermentasi, dan bukan proses pembusukan.

T: SEBERAPA BANYAK SAMPAH YG BOLEH DIMASUKAN KE DALAM TACCHAN.
Kapan harus bilang "stop"?

J: Semakin sedikit sampah yang dimasukkan ke dalam kotak ini, semakin cepat sampah itu berubah menjadi kompos, karena perbandingan antara bakteri dan sampah tinggi. Analoginya gimana ya? Mungkin seperti kalau kita punya sepotong roti, dimakan berempat ya lebih cepat habis dibandingkan kalau empat orang itu masing-masing makan satu roti. Jadi semakin banyak bakteri yang bekerja pada satu potong sampah, semakin cepat sampah itu berubah menjadi kompos. Makanya kan sering pake bio-aktivator juga, supaya populasi bakteri di dalam starter kompos jadi banyak.

Gimana perbandingannya? Mungkin paling maksimal adalah 2:1 (dua bagian kompos/bakteri, dan satu bagian sampah). Kalau begini, mungkin prosesnya memakan satu dua bulanan. Kalau perbandingannya 4:1 atau 5:1, mungkin seminggu dua minggu (atau tiga minggu?) paling sudah jadi.

Ukuran ngaruh nggak?

Ngaruh juga sih ya. Semakin halus ukurannya, semakin cepat si bakteri bekerja. Ya bayangin aja kita makan steak daging sapi, antara yang sudah dipotong, sama yang masih berbentuk sapi utuh. Hehehe.

posted by: BM

Reply
Aryani
3/18/2008 03:47:32 pm

PENGOMPOSAN DENGAN KERANJANG TAKAKURA
(Bagian 4)

Jadi, kira-kira begitu deh, jawaban yang aku terima dan dirangkum seperti itulah. Mungkin semakin lama aku ngemong si Tacchan, semakin banyak pertanyaan juga ya? Hehehe, jangan kapok-kapok sama sayah yahhh… Dan seperti selalu, kalau ada misalnya salah informasi, ada kurang apa, tolong dibenerin ya. Soalnya aku buta banget soal biologi. Walau dulu seneng banget sama pelajaran biologi, tapi entah kenapa nilai biologiku (dan nilai-nilai IPA lainnya rada jebol). Aku yakin, temen-temen yang aku tanyain nggak menjerumuskan. Tapi kadang-kadang sayah, dalam kegiatan rangkum merangkum, suka seenak jidat sendiri. Hehehe.. *ngumpet*

Oh iya, gambar bakteri itu nggak mewakili gambar bakteri yang aseli. Semata-mata digambar begitu biar aku gampang gambarnya (habis males sih).

kata yg punya blog sih buatnya pake bakteri buatan sendiri mbak, caranya bisa dibaca di

http://clearwaste.blogspot.com/2007/05/membuat-kompos-murah-meriah-dan.html

terus kalo cara buat takuranya bisa baca di

http://clearwaste.blogspot.com/2007/07/komposter-keranjang-takakura.html

http://www.togarsilaban.com/2007/05/09/takak
ura/

Keranjang Takakura, saat ini tersedia di PUSDAKOTA UBAYA, Jalan Rungkut Lor III No. 87, Surabaya 60293.
Telepon (031)- 847 4324, *47 4325, Fax (031)- 847 4324.
atau bisa juga di www.pusdakota.org.
Anda dapat membeli disana. Pembeli dari luar kota, tentu dengan tambahan ongkos kirim. Selengkapnya harap hubungi Pusdakota.
Lengkapnya mengenai Takakura bisa baca disini. Bisa bertanya dan bisa bercerita.

http://olahsampah.multiply.com/journal/item/11/Keranjang_Ajaib_Takakura_

Bapak dan Ibu Djamaludin, Mantan Mentri Kehutanan
Taman Karinda, Bandung, Jl. Alfa 92 Cigadung,
Kebun Karinda, Bumi Karang Indah Blok C2 No. 28, Lebak Bulus, Jakarta
Pelatihan daur ulang 2 x seminggu Selasa pk. 9.00-11.00 dan Sabtu pk. 08.100. Kelas terbuka, muat untuk 40 orang. Peserta harus daftar dulu, perorangan atau kelompok. Melalui telp. 021-75909167.
Dapat diperoleh Keranjang Takakura dan VCD Cara Pengolahan Sampah Organik.

http://bappedalda.sumenep.go.id/artikel.htm
BAPEDALDA KABUPATEN SUMENep

PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA
(Drs. H. Satrijo Wiweko, MT)

1. PUPUK CAIR

Bahan dan Alat :
1. Biang Bakteri (1/2 liter)
2. Sampah Rumah Tangga /sampah basah/sampah organik
3. Air (10 liter) lebih bagus pakai air tanah
4. Gula Pasir (1/2 kg)
5. Ember/ tong dilengkapi keran di bagian bawah
6. Karung Goni Plastik

Cara pembuatan :
- Tempatkan karung goni pada ember/tong
- Masukkan air yang sudah dilarutkan dengan gula
- Masukkan biang bakteri
- Buang sampah organic tiap hari ke dalam ember/tong
- Tutup rapat-rapat
- Setelah 3 – 7 hari, dan larutan sudah beraroma asam, pupuk cair siap digunakan
- Sampah padat bisa dijemur dan bisa dipakai sebagai pupuk


PEMBUATAN BIANG BAKTERI

Bahan-bahan :
1. Berbagai jenis buah-buahan yang sudah masak ( 5 kg )
2. Gula merah ( ¼ kg )
3. Air cucian beras ( 1 liter )
4. Alkohol 40% ( 1 liter )
5. Cuka (1 sendok makan)
6. Gula Pasir ( 1 ons )

Cara pembuatan :
- Buah-buahan ditumbuk/ diparut
- Saring/ peras untuk mengambil sarinya
- Larutkan gula dan masukkan sari buah
- Masukkan air beras, cuka dan alcohol
- Simpan dalam botol yang tertutup selama 2 minggu ( jangan terkena sinar matahari )

posted by: BM

Reply
Aryani
3/18/2008 04:14:09 pm

PENGOMPOSAN DENGAN KERANJANG TAKAKURA
(Bagian 5)

- Setelah dua minggu bahan siap digunakan

2. KOMPOSTING DENGAN SISTIM TIMBUN

Bahan dan Alat :
1. Keranjang sampah yang berlubang
2. karung goni plastic
3. Kasa nilon
4. Pupuk kompos
5. Sekam/ serbuk gergaji
6. Sampah rumah tangga

Cara pembuatan :
- Tempatkan karung goni plastik pada keranjang sampah
- Alasi dengan bantalan sekam/ serbuk gergaji yang dibungkus kasa nilon
- Masukkan pupuk kompos setebal 3 jari
- Semprot dengan biang bakteri
- Masukkan sampah rumah tangga, tutup dengan pupuk kompos
- Tutup dengan bantalan sekam
- Tutup dengan kain, dan tutup keranjang

3. KERANJANG AJAIB
(KERANJANG KOMPOSTING TAKAKURA)

Bahan dan Alat :
1. Keranjang sampah yang berlubang
2. karung goni plastic
3. Sekam
4. Kasa nilon
5. Kertas kardus bekas
6. Pupuk kompos (hasil dari sampah rumah tangga)
7. Cetok
8. Sampah rumah tangga

Cara kerja :

1. Menyiapkan keranjang Takakura. Keranjang yang berlubang tersebut dibagian bawah diberi sekam yang sudah dijahit seperti bantal dengan kain kassa. Sekelilingnya (bagian dalam) dilapisi karung goni bekas dan kertas kardus. Baru kemudian dimasukkan kompos (jumlahnya kurang lebih 8 kg). Bagian atas juga ditutupi dengan bantalan sekam dan kain tipis.

2. Setelah keranjang Takakura siap, sampah rumah tangga pun siap diolah menjadi kompos. Sampah rumah tangga yang bisa diolah dengan keranjang komposting ini adalah :
o sayuran baru
o sisa sayuran basi
o sisa nasi basi
o sisa makan pagi, siang atau malam
o sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel, pepaya), kecuali buah berkulit keras.
o Sampah ikan laut, ikan air tawar atau daging

3. Cara memasukkan sampah organik tersebut adalah sebagai berikut:
- Pertama, timbunan kompos dalam keranjang digali sehingga terbentuk lubang. Besar lubang tergantung jumlah sampah yang dimasukkan.
- Kedua, masukkan sampah rumah tangga ke dalam lubang tersebut (akan lebih baik jika sampah dicacah kecil-kecil terlebih dahulu dan umurnya tidak lebih dari 1 hari).
- Ketiga, sampah tersebut kemudian ditimbun dengan kompos yang ada di sekelilingnya.
- Keempat, setelah tertimbun rata, kemudian tutup dengan bantal sekam, tujuannya untuk menyaring gas-gas hasil dekomposisi.
- Kelima, kemudian tutup dengan kain, agar lalat tidak dapat bertelur yang nantinya dapat menimbulkan belatung, serta mencegah proses metamorfosis belatung menjdi lalat
- Jika keranjang sudah penuh, hanya 1/3 bagian yang bisa diambil untuk dimatangkan selama kurang lebih 1 bulan. Sisa kompos dalam keranjang bisa dimanfaatkan lagi.

Beberapa hal yang catatan penting :
1. hindari penempatan keranjang dari terik sinar matahari langsung dan hujan
2. tempatkan keranjang pada tempat teduh
3. sampah yang dimasukkan harus berumur 1 hari
4. sampah dalam ukuran besar dicacah terlebih dahulu

Perawatan
1. cuci kain penutup seminggu sekali
2. bila kompos kering disiram dengan air bersih sambil diaduk
3. dalam 3-6 bulan kertas kardus harus diganti.

http://kencanabandung.indonetwork.co.id/121052/biophosko-komposter-s.htm

Selamat Datang di
Cipta Visi Sinar Kencana (CVSK), PT www.kencanaonline.com
Indonesia
Depan

Negara Asal : Indonesia
Harga : $20.43 ( FOB Jakarta Port)
Cara Pembayaran : Transfer Bank (T/T), Tunai
Jumlah : 1 Unit Per Pack
Kemas & Pengiriman: Dus D/W + Plastik PE

posted by: BM

Reply
Aryani
3/18/2008 04:26:05 pm

PENGOMPOSAN DENGAN KERANJANG TAKAKURA
(Bagian 6 - habis)

Keterangan :
Dimensi= Tinggi: 60 cm, Diameter: 35 cm, a drum made of plastic is the right solutions to handle trash (especially for organic trash from households remnants such as : food, papper, etc). Transform the households trash into something useful like compost which is benefit to preserve the fertile of the soil and also as the nutrients supplier for your plants. Composter Type S capacity is 0,04 m3 or 40 liter~ 10 kg organic trashes (density 200 kg/m3). Composter Type S has the capability to process trashes up to 3 day households garbage. Each person in Indonesian households produce trashes about 2,6 litre each day or 15 litre each family in Indonesia households with 5 member/family. In order to processing organic trashes using Composter (Type S), follow the procedure bellow:
________________________________
First, prepare household's organic trashes (food remnants, vegetables, fruit peel, fish,and meet) and also make sure the trashes materials has been chopped into small pieces (10-50 mm or 5 cm). Capacity of Composter (Type S), dimensions with Height x Diameter (60 cm and 35 cm) is +/- 0,04 m3 (cubic) or equal to 10 kg organic trashes (convertion or density/cm3 of trashes weight to volume is 20%). For household domestic trashes or restaurant, its not difficult to make/cut the trashes into small pieces. Beside the households trashes is already in small size, to mince (cut into small pieces) the household organic trashes wont do any trouble because the small amount of the trashes, to mince, its enough to slice it up using knives or other kind of slicing tolls.
________________________________
Second, put the organic trashes into mixing container like bucket, pail, or other kind of container. Mixed with Green Phoskko® Bulking Agent 1-3% from the materials or equal with 0,3 kg for 10 kg organic trashes (for Composter Type S), and stir it flat. The usage of bulking agent is depends on the compost material's condition (organic trashes), which is, if the material got too wet, bulking agent usage ratio is 3%, and if the material got too dry, bulking agent usage ratio is 1% from the amount of the organic trashes. However, the more usage of bulking agent to compost materials ratio, the better of the decomposition process and the nutrients within the compost.
________________________________
Third, when the absorption of bulking agent into the compost material occurs, in different container; prepare the Green Phoskko® Compost - Activator. 5 spoons of compost activator microba- if available add in 1 spoon sugar or 1 spoon molases (sugarcane) and dissolve it within 10 - 15 litre of water. Stir flat, and the microba is ready to flush onto the trashes materials- which has been mixed with bulking agent (right on the second step) slowly, a little by a little (partially) or keep it first for 2-4 hours would do much better.
_______________________________
Forth, when its feel the microba and the water has dissolved well into the materials (identify by the trashes, when you lifted up the materials, the water wont drop from the materials, but when the materials got swueeze the water will drop), put the compost materials into Composter. Within few days later the heat reaction will occur, the temperature within the drum up to 70 degree celcius, if available you could measure it using the thermometer. When the heat reaction occur, make sure do not remove the cover from the drum so that the perfect decomposition will achieve.
_______________________________
Fifth, at days 5-6, decomposition reaction inside the Composter will through, and by that time another organic trashes might added in (the material preparation according to step 1 -3 above). Or, if it's feel necessary, at days 7 - 9, if the temperature below 30 degree C or considered cool, the composts is ready to harvest from the bottom part inside the Composter thru the door that lies at the bottom side of the drum. The Material composts is still wet, sticky, and moist, that compost condition require to keep on a cool places and covered by the sack to wind it up. Wihtin a few days later (generally in 3-5 days) the wet compost materials will dried up and loose. Then, if the composts goes to sells commercially, sieve the compost material so that will separated the big and the small composts granule. The big granule composts actually could be pounded into small pieces or reuse for your plants. Put the composts small granule into the package sack as its planned. Then now you have composts that made by your self which is ready to sells or to use for your own plants. Decomposition process- identifying by heat up to 70 degree Celcius for 2-3 days, there is time the decomposition got interupted. This trouble may caused by the materials of compost (such as unsuitable ratio of C/N, the materials humidity; too wet or too dry, lack of O2). To overcome it, into the mate

Reply
Mel
3/24/2008 08:22:32 pm

Sebetulnya sampah rumah tangga itu nyaris nol, kalau kita mau peduli.
Semua barang bekas yang kita BUAT (bukan kita BUANG) pada prinsipnya bisa diperlakukan dengan salah satu dari : REDUCE, REUSE, RECYCLE, REPLANT

REDUCE = mengurangi produksi sampah. Contoh konkrit : kalau beli barang, pilih yang tahan lama, jadi ga cepet rusak, karena akhirnya jadi sampah. Contoh lain : kalu belanja bawa kantong belanja dari rumah. Coba itung, berapa banyak kantong plastik yang diberikan oleh penjual setiap kali kita ke pasar.

REUSE = menggunakan kembali. Buat yang punya bakat kerajinan tangan, pasti jago dalam hal ngolah plastik bekas kemasan, kaca, aluminium foil, kertas bekas. Buat yang ga punya bakat, bisa menjadi supplier barang-barang tersebut. Biasakan memilah-milah sampah, dan yakinkan hasil pilahan kita gak tercampur lagi di TPA, tapi tersalur ke pemulung.

RECYCLE = daur ulang. Gw pernah denger ada yayasan budha yang melebur sampah2 plastik agak keras untuk dibuat barang baru. Terus ada juga kertas-kertas yang dibuat dari kertas bekas, jadinya kertas artistik yang bernilai tinggi. Gue yakin banyak tempat-tempat yang mau nampung sampah2 kita.

REPLANT = menanam kembali. Ini untuk sampah2 organik yang banyak dibuat di dapur. Caranya banyak, di antaranya seperti yang Aryani posting.

Sisanya... tinggal sampah beracun, misalnya baterai, obat-obatan kadaluarsa. Emang ga bisa diapa-apain.

Terus terang, gw sendiri masih menghasilkan sampah anorganik. Gw belom tau tempat penyalurannya. Paling yang bisa disalurkan sampah kertas dan karton aja. Tapi gw berusaha REDUCE. Gw sekarang ga pernah bawa pulang plastik baru dari pasar atau supermarket. Gw bawa sendiri. Gak susah kok. Gw udah mulai terbiasa, setiap kali beli sayur atau apapun, sebelum mengulurkan tangan berisi uang, gue ngasih kantong plastik dulu. Tanpa ngomong apapun, penjual udah ngerti. Beli makanan mateng, gw bawa wadah sendiri.

Ikutan yok!

Reply
Budi Mulya
3/24/2008 08:23:20 pm

Mel,

Tambahan penjelasan (udah elo sebut di bawah - mengenai kertas) dari gue:
REDUCE & REUSE:
Kita juga harus mereduce penggunaan kertas - kalo bisa kita gunakan bolak balik - baik untuk print out atau pun untuk orat oret, jangan gunakan kertas baru hanya untuk orat oret / dulu kita kenal dengan kertas buram.
Karena bahan baku kertas --> kayu yang didapat dari hutan - hubungan dengan banjir dan global warming juga.

Ada satu yang pros and cons - penggunaan Tissue untuk membersihkan.
dari sisi higienis - ya, dengan menggunakan Tissue untuk membersihkan meja - memang kita bisa anggap lebih higienis dari pada menggunakan kain lap yang biasa kita gunakan - krn kain lap biasanya disinyalir banyak berkumpul kuman2. Di lain pihak, dengan menggunak Tissue - berarti tidak ramah lingkungan.

kalo bahas mengenai ini, ga selesai2 nih .. hehehe ..

Reply
Mel
3/24/2008 08:24:20 pm

Setuju, BM!

Di rumah, kertas-kertas fotocopy notulen rapat, akta-akta sidang yang udah lewat, surat-surat dll gw pakai ulang. Bertahun-tahun gw gak pernah beli kertas HVS, karena selalu ngeprint pakai kertas bekas. 1 rim yang duluuuu buanget (udah rada kuning sekarang) dipakai paling sama anak gw untuk tugas sekolah. Selain itu, gw pakai juga untuk tempat CD.

Soal tissue.. gw pikir bukan soal hygienis, tapi lebih banyak orang pakai tissue dengan alasan praktis. Gw sendiri lebih suka sedikit repot dengan membawa beberapa lembar handuk kecil yang bisa dicuci setelah dipakai, sebagai ganti tissue. Gw yakin sama hygienisnya dengan tissue.

Yuk... GO GREEN !

Reply
iwan wirjadi
7/17/2008 01:43:30 pm

Melinda, masih kenal saya.....???
Minta info PLTS (pmbangkit Listrik Tenaga Surya) apakah sdh bisa diterapkan di rumah tangga? berapa biaya investasinya??? dimana belinya???
thx

Reply
8/10/2010 11:55:40 am

At the touch of love everyone becomes a poet.

Reply
novita
8/14/2010 05:09:44 pm

maaf saya mau taya DENSITAS kompos yg udah jadi berapa % ???

Reply
Moderator
8/18/2010 06:28:54 pm

Sdr Novita:

Sepertinya yg nulis ttg kompos juga ga tau densitasnya belum pernah diperiksa katanya.
Terima Kasih ya...

Reply
10/3/2010 11:36:11 am

It genuinely is my 1st time I've went to your online internet site. I noticed a amazing deal of intriguing data inside of of the online web site. Inside of the tons of suggestions inside of your theme substance posts, I think I'm not the just 1! Content to share, the pleasure of power.

Reply
10/21/2010 08:09:51 pm

Laugh more dissolve the trouble of the life, More happy to wash the fatigue, Work, More tolerant understanding others, And more optimistic face life setbacks,! More happy life. Desalination.

Reply
11/7/2010 09:12:56 am

To accomplish their dreams and efforts to fight! This is best feeling.

Reply
12/22/2010 08:59:05 pm

welcome to buy nike air max sale online store with cheap price,air max shoes popular in the world.
air max 90 with the best quality and provide products with free delivery.

Reply
1/10/2011 04:19:45 pm

very early in theproceedings

Reply
2/17/2011 01:10:39 pm

I really enjoyed reading this post, big fan. Keep up the good work and
please tell me when can you publish more articles or where can I read
more on the subject?

Reply
2/17/2011 01:12:49 pm

This post really opened my eyes to the many outlets that companies have through social media.Really impressive, particularly the popularity of the blog within a relatively short

space of time.

Reply
2/17/2011 01:14:04 pm

Yes the post is really great opening the eyes and minds while helped gaining knowledge that how companies utilize the social meida's and using them for making their outlets.

Reply
2/17/2011 01:15:52 pm

Amazingly insightful article. If only it was as easy to implement some of the solutions as it was to read and nod my head at each of your points :P

Reply
2/17/2011 01:52:50 pm

Very good post. Made me realize I was totally wrong about this issue. I figure that one learns something new everyday. Mrs Right learned her lesson! Nice, informative website by the way.

Reply
2/17/2011 01:54:52 pm

A number of excellent content pieces here on the subject of just how to take good care of your white gold locket

Reply
2/17/2011 02:00:24 pm

I found your site in yahoo. And I will be back next time, thank you.
This blog is cool.

Reply
3/14/2011 07:48:10 pm

Thank you for sharing! Great article! Keep on updating
--------------------------------------
Nike Air Max Shoes are now on sale for you. Now buy Nike Air Max via http://takeshoes.com , immediately enjoy the price discount of up to 70% off & fast shipping experience.

Reply
3/11/2012 01:30:26 pm

Hello There. I located your weblog employing msn. This can be a really well written post. I’ll be confident to bookmark it and return to read extra of your useful info. Thanks for the post. I’ll definitely comeback.

Reply
4/23/2012 04:34:14 pm

I really wanted to construct a simple message to thank you for some of the unique facts you are sharing on this website.

Reply
5/6/2012 07:40:06 pm

I am certainly thankful to you for providing us with this invaluable info. My spouse and I are truthfully grateful, precisely the computer data we needed.

Reply
6/6/2012 12:56:59 pm

Thanks for sharing your feedback! If your feedback doesn't appear right away

Reply
6/21/2012 12:41:31 pm

I like your writing style, appreciate it for putting up. Your writing taste has been surprised me. Wonderful read and highly recommend it.

Reply
7/6/2012 01:29:35 pm

Thank you for these wonderful interesting and valuable knowledge to share .

Reply
7/13/2012 01:40:06 pm

Thank you for taking the time to publish this information very useful!I’m still waiting for some interesting thoughts from your side.

Reply



Leave a Reply.


ALUMNI SMAK1 1984 OFFICIAL WEBSITE