Atas permintaan rekan kita, Omen, any comment please.....

Omen
1/21/2008 05:39:20 pm

PERANGKAP TIKUS


Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus.
Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"

Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.

Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sng ular berkata "
Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya mneninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SO...SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... PIKIRKANLAH SEKALI LAGI...

Reply
bpc
1/21/2008 08:15:47 pm

article yg menarik utk dibaca...

Reply
shirley
1/21/2008 08:26:17 pm

article yang bagus...thanks Omen

Reply
Omen
1/22/2008 08:53:12 am

Thank's guys for your comments...
Btw Who really are you, bpc...?

Reply
Omen
1/27/2008 11:24:00 am

TUHAN ITU ADA ATAU TIDAK ADA ???!!!

Are you sure ??

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk
memotong rambut dan merapikan brewoknya.

Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan
mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi
topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan
beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu
ada".

"Kenapa kamu berkata begitu ???" timpal si konsumen.

"Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di
jalanan... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??,
Adakah anak terlantar??
Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun
kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha
Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi."

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak
merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si
konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia
melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang,
berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya),
kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu
terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,
"Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."

Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang
begitu ??".
"Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya
mencukurmu!"

"Tidak!" elak si konsumen.
"Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak
akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan
brewokan seperti orang yang di luar sana ", si
konsumen menambahkan.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!", sanggah si
tukang cukur.
" Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri,
kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang
cukur membela diri.

"Cocok!" kata si konsumen menyetujui.
"Itulah point utama-nya!.
Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !
Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG
kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA.
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa
kesusahan di dunia ini."

Si tukang cukur terbengong !!!

JIKA KAMU BERPIKIR TUHAN ADA , TERUSKAN INI KE ORANG LAIN !!!
JIKA TIDAK, HAPUS SAJA !!!

NICE ARTICLE,.....ISN'T IT...?!

Reply
shirley
1/28/2008 04:36:56 pm

Nice article!! I love it, I will share this article with my beloved friends.
People needs the Lord. He gave His Love all the same for every mankind, but people response differently. It's Okey! He will wait for everyone of us to come and to feel His love. GBU.

Reply
wo te Mama hen hao
2/5/2008 05:11:32 pm

MY MOM ONLY HAD ONE EYE.

My mom only had one eye.
I hated her... she was such an embarrassment.
She cooked for students & teachers to support the family.

There was this one day during elementary school where my mom came to
say hello to me.

I was so embarrassed.

How could she do this to me?
I ignored her, threw her a hateful look and ran out.
The next day at school one of my classmates said, 'EEEE,
your mom only has one eye!'

I wanted to bury myself.
I also wanted my mom to just disappear.
I confronted her that day and said, ' If you're only goanna make
me a laughing stock, why don't you just die?'

My mom did not respond...
I didn't even stop to think for a second about what I had said, because
I was full of anger.
I was oblivious to her feelings.

I wanted out of that house, and have nothing to do with her.
So I studied real hard, got a chance to go abroad to study.
Then, I got married.
I bought a house of my own.
I had kids of my own.
I was happy with my life, my kids and the comforts,
Then one day, my mother came to visit me.
She hadn't seen me in years and she didn't even meet her grandchildren.

When she stood by the door, my children laughed at her,
and I yelled at her for coming over uninvited.
I screamed at her, 'How dare you come to my house
and scare my children!'
GET OUT OF HERE! NOW!!!'

And to this, my mother quietly answered, 'Oh, I'm so sorry.
I may have gotten the wrong address,'
and she disappeared out of sight.
One day, a letter regarding a school reunion came to my house.

So I lied to my wife that I was going on a business trip.
After the reunion, I went to the old shack just out of curiosity.

My neighbors said that she died.
I did not shed a single tear.
They handed me a letter that she had wanted me to have.

'My dearest son,
I think of you all the time. I'm sorry that I came to your house
And scared your children.
I was so glad when I heard you were coming for the reunion.
But I may not be able to even get out of bed to see you.
I'm sorry that I was a constant embarrassment to you
when you were growing up.

You see........when you were very little, you got into an accident,
and lost your eye.
As a mother, I couldn't stand watching you
having to grow up with one eye.
So I gave you mine.
I was so proud of my son who was seeing a whole new world for me,
in my place, with that eye.

With all my love to you, Your mother.

Always tell someone that you love them
because you never know what day
will be their last, or your own.

Always seek to resolve your problems or disagreements with loved ones
because if either of you should pass on before, the one who is left alive
will have the rest of their life to ponder those unresolved feelings but
will never find closure. And closure usually brings
peace...

GBU

Reply
bpc
2/14/2008 10:33:16 pm

SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya"

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...

Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun
motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro
Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur,
lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI.
Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

"Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang
meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo,
akibat mengindap lever.

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi
cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor
penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun,
Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki.
Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar
berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan,
sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company.
Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti
dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap
oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja
disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21
tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu.
Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima
reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki

mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya
larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif.
Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik
meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu
dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan
diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya
yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,
membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang
dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan
oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak
oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya
tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya
terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah
Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan
kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya.
Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.
Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel,
mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi
mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,
melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan
pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya,
ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan
pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota
memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh
malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak
memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari
sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang.
Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan
karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang
dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan
pabrik. Ta

Reply
bpc
2/15/2008 08:49:16 am

sambungan

Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan
terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan
stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat
99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.

5 Resep keberhasilan Honda :
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Reply
The Precious Time
2/18/2008 11:43:03 am

Seperti biasa Rudi, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta ,
tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.
Tidak seperti biasanya, Imron putra pertamanya yang
baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu.
Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan
baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga,
Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang.
Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"
"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"
"Ah, enggak. Pengen tahu aja."
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri.
Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-.
Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja.
Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar,
sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian,
Imron berlari mengikutinya.
"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam,
berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.
"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi.
Tetapi Imron tak beranjak.
Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya,
"Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?"
"Sudah, nggak usah macam-macam lagi.
Buat apa minta uang malam-malam begini?
Ayah capek Dan mau mandi dulu. Tidurlah."
"Tapi, Ayah..." Kesabaran Rudi habis
. "Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron.
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya.
Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya.
Anak kesayangannya itu belum tidur.
Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan
sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu,
Rudi berkata, Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron.
Buat apa sih minta uang malam-malam begini?
Kalau mau beli mainan, besok' kan bisa.
Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih."
"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam.
Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi
dari uang jajan selama minggu ini."
"Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.
"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga.
Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga.
Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-.
Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-,
maka setengah jam harus Rp 20.000,-.
Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-.
Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat



Bagaimana Bapak? or Ibu yang sibuk bekreja?
Sudahkah anda meluangkan waktu untuk bermain, bercanda, ngobrol
dengan anak, pasangan atau orang tua anda?
Pernahkan terlintas waktu kebersamaan lebih penting dibandingkan uang
Uang memang perlu, tetapi
Tidak semua hal dapat diukur dengan uang.
Hargailah waktu anda.

Reply
bpc
2/24/2008 11:05:57 pm


SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN

Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat.

Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun Terjadilah.
Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru.

Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington . Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan. Aku lolos
penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.

Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku.

Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center. Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ? ... Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi.

Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? ... Kenapa bukan aku? ... Bagian diriku yang mana yang kurang? ... Mengapa aku diperlakukan kejam? ...

Aku berpaling pada ayahku. Katanya,"Semua terjadi karena suatu alasan."

Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?.

Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.
Aku teringat kata-kata ayahku,"Semua terjadi karena suatu alasan."

Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini.

Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang.

Aku menang karena aku telah kalah.

Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.

Tuhan mengabulkan doa kita dengan 3 cara :

1. Apabila Tuhan mengatakan YA
Maka kita akan mendapatkan apa yang kita minta

2. Apabila Tuhan mengatakan TIDAK
Maka kita akan mendapatkan yang lebih baik

3. Apabila Tuhan mengatakan TUNGGU
Maka kita akan mendapatkan yang TERBAIK sesuai dengan kehendak NYA

Tuhan tidak pernah terlambat, DIA juga tidak tergesa-gesa namun DIA tepat waktu.

> Behind every success is ambition.....
> Behind every ambition is effort.....
> Behind every effort is someone who's willing to try..

Reply
Evelina Widodo
3/15/2008 01:17:33 am

TUHAN YESUS, INI OWE, A CONG....

Ini sebuah kisah nyata yang menarik dan menyentuh. Ada seorang laki2 paruh
baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah Chong, ejaan inggrisnya).
Miskin, tetapi jujur dan tekun. Kejujuran dan ketekunan itu mendapat
perhatian seorang pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia,Jakarta.
A Cong diangkat menjadi CEO (chief exec.officer) atau penanggung jawab
penuh toko tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar biasa.

Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak
sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap
melayani. Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia
menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu ia lakukan
tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun.
Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor memuncak .. ! Ia telah
memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. A Cong datang
di pintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera bablas
lagi. Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja.
Adakah udang dibalik batu??? Jangan2 ..... Romo yang penasaran itu mencari
kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa basa-basi lagi :
Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Tionghoa), kenapa Encek saben
hari datang jam 12 begini, cuman berdiri aja di pintu, bikin tanda salib,
terus cepet2 pergi?" Kaget, si A Cong menjawab tersipu: "Hah?!... Lomo,owe
ini olang sibuk, owe punya waktu seliki, tapi owe seneng dateng kemali."
Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: Emangnya apa yang
Encek lakukan di pintu gereja gitu?"
Jawab A Cong dengan polos: "Ngga ada apa2. Benel Owe cuman bilang ini
doang: Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah." Terbengong, hanya "Oh....!"
yang bisa dilontarkan sang Romo. Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya.
Pada suatu hari A Cong sakit parah karena Super sibuk dan makan sekenanya,
tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan ke
rumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3,satu
kamar dihuni 8 orang pasien. Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi
ceria, penuh canda tawa. Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun
sembuh dan diperbolehkan pulang.
Ia gembira, tentunya, tetapi teman2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat
itu, semua sesama pasien dihiburnya. A Cong setiap pagi menghampiri teman2
pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2. Sayang, sekarang
A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi. Akhirnya salah seorang
sesama pasien mencoba bertanya: "Eh Cek A Cong, mau nanya nih. Kenapa sih
Encek begitu gembira, dan selalu gembira, padahal penyakit Encek 'kan
serius?" Acong tercenung dan menjawab "saben ali yam lua welas, yah, ada
olang laki lambut gondlong dateng, megang kaki saya, dia bilang: A Cong, ini
aku, Yesus Kristus.
Gimana owe nggak seneng, coba..."

Moral of the story : Sisihkan waktumu, untuk bersama Tuhan, walau hanya
sedikit waktu..

--------------------------------------------------

Reply
Evelina Widodo
3/15/2008 01:18:02 am

*Not Me, Boss!*
Author: *Unknown*

Ini cerita dari seorang teman yang bertahun silam pergi ke Papua New
Guineauntuk urusan bisnis. Ia ditemani oleh dua orang temannya dan
tinggal disebuah rumah dipedalaman.. Rumah ini dirawat oleh seorang
lokal, yang tugasnya hanya dua yakni merawat rumah dan memasak. Semuanya
oke-oke saja, kecuali satu hal: mereka punya satu botol anggur yang
mahal yang di-simpan diruang makan, yang setiap harinya sepertinya terus
berkurang padahal mereka tidak pernah meminumnya. Anggur ini mahal dan
mereka ingin menyimpannya untuk acara spesial. Yang mereka temukan
adalah setiap hari jumlahnya
sedikit demi sedikit berkurang.

Mereka pun memutuskan untuk mengukur kekurangannya dengan membuat garis
kecil pada botol, sehingga apabila memang berkurang lagi mereka bisa
tahu dengan jelas. Dan setelah membuat garis tersebut, mereka menemukan
memang jumlah anggur dalam botol tersebut berkurang terus setiap hari,
walau sedikit demi sedikit. Mereka tidak punya tertuduh lain lagi selain
sang penunggu rumah lugu tersebut, sebab ketiganya memang jarang di rumah.

Suatu kali ketiganya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan mereka
merencanakan memberi pelajaran si penunggu rumah. Mereka mengambil botol
anggur dan mengganti isinya dengan air seni mereka. Setelah itu mereka
letakan kembali seperti biasa. Dan yang mereka temukan, setiap hari
jumlah air seni ini pun berkurang seperti halnya anggur.

Suatu hari mereka tidak tega lagi membayangkan bahwa si penunggu rumah
yang baik hati ini sampai meneguk air seni mereka. Mereka memutuskan
untuk memanggil si penunggu rumah dan menanyakan perihal anggur. Dan
dengan gaya yang tidak menuduh langsung, mereka mengatakan bahwa mereka
perhatikan persediaan anggur mereka di satu-satunya botol di rumah itu
selalu menipis, dan pasti ada seorang di rumah ini yang meminumnya!

Serta merta si penunggu rumah polos ini menyahut "Not me, Boss! Selama
ini saya hanya selalu pakai untuk keperluan memasak untuk para Boss!"

==============

*Moral kisah*:
Kalau bisa bertanya, kenapa berasumsi?
Kalau bisa sederhana, kenapa dibuat rumit?
Kadang kita justru mendapatkan akibat dari perbuatan kita sendiri, yang
sebenarnya tidak perlu.

*Have a positive day!*

---------------------------------------------------------

Reply
O4
3/24/2008 11:15:44 am

Ingat bebek?

Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke kakek dan neneknya dipertanian mereka. Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran.

Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam.

Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu dikepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan sedih.


Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek didalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.

Setelah makan, nenek berkata, "Sally, cuci piring."

Tetapi Sally berkata, "Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu didapur, bukankah demikian Johnny?" Dan Sally berbisik, "Ingat bebek?"

Jadi Johnny mencuci piring.

Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek berkata, "Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan makanan."

Tetapi Sally tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, karena Johnny memberitahu kalau ingin membantu."


Kembali dia berbisik, "Ingat bebek?"

Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal dirumah.

Setelah beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Sally, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi.Ditemuinya nenek dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun.

Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, "Sayangku, aku tahu. Tidakkah kau lihat, aku berdiri dijendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu."

Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang dilemparkan musuh kemukamu. Tetapi apapun itu, aku ingin memberitahu sesuatu. Tuhan juga selalu berdiri di'jendela'. Dan Dia melihat segalanya.

Dan karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau memintanya. Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu.

Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga tidak mengingat-ingat lagi dosamu."

Reply
Chang Shirley
4/9/2008 08:49:18 pm

KADO KOTAK KOSONG

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado.
Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.
"Untuk apa?" tanya sang ayah.
"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil.
"Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si kecil sudah bangun dan membangunkan
ayahnya, " Pa , Pa ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab,
"Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah, " Pa , Pa , bangun Pa, sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa."

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?"

"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang."

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu.
Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong.

Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong.Buang- buang kertas kado Papa. Kan mahal?"

Si kecil menjawab, " Nggak Pa , nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya.
Dipeluknya, diciumnya.

"Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini.

Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri,
Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya !"

Reply
PAPA MAMA
6/1/2008 07:01:10 pm




RENUNGAN BUAT YANG MASIH MUDA

Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih
terkenal dengan sebutan panti wreda bersama dengan teman-temannya.
Hal ini dilakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan
lebih membahagiakan bila kita dapat berbagi pada orang-orang yang
kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua,
tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa yang sudah sangat tua, duduk
menyepi, menyendiri
sambil menatap kedepan dengan tatapan hampa.

Sang teman mencoba mendekati opa itu dan mengajaknya
berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol
dengannya hingga akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.

Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang.
Demikian ceritanya :
Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha
yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat
saya cintai. Dapat dikatakan seluruh waktunya.
Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami dapat
tinggal di rumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat
bagus dan modern.

Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah
sampai ke luar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi.
Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan
juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan
menuai hasil panen kami.

Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu
setia menemani saya dari sejak saya memulai hidup berkeluarga ini meninggal
dunia karena sakit yang sangat mendadak.

Sejak kematian istri saya
tinggallah saya hanya dengan para pembantu.
Anak-anak tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah
mempunyai rumah yang lebih besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi
orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun bahkan memberi
kabar melalui telepon.

Tiba-tiba anak sulung saya datang dan
mengatakan kalau dia akan menjual rumah yang saya tempati sejak muda bersama anak-anak.
Saya berpikir selain tidak effisien
juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga
saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar
lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya.

Rumah pun terjual, uang yang hasil penjualan pun, diambil oleh anak-anak saya.

Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri
dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau
menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah
saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak
pernah sakit-sakitan.

Saya pun memutuskan untuk tinggal di rumah anak saya yang lain. Saya berharap akan mendapatkan sukacita didalamnya, tapi rupanya tidak. Yang
lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti,
mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk
keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya
memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.

Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya memutuskan untuk tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang
anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa
yang saya dapatkan?

Setelah beberapa lama saya tinggal disana, akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya
teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi
saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka
yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan
saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya
bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan. Padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi
mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak
yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan
juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap
saya merindukan anak-anak saya.

Sejak itu sahabat saya selalu m

Reply
PAPA MAMA
6/2/2008 07:05:23 pm

part two....

Sejak itu sahabat saya selalu meluangkan waktu untuk datang kesana
dan berbicara dengan sang opa.

Lambat laun tapi pasti kesepian yang tampak di mata sang opa
Telah berganti dengan keceriaan
apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta
anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali
hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.

Apakah jawaban kita kepada orang tua ?
Apakah kita akan menempatkan mereka di suatu ruangan dengan peralatan khusus?
Apakah kita membiarkan orang tua sepi, sunyi dan kedinginan di dalam panti wreda?

Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan
menjadi seperti ini.

Bila kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak
yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

Ingatlah mereka bukan mengharapkan harta kita atau
mengembalikan harta yang telah kita gunakan
sejak bayi, remaja atau hingga dewasa.

Yang mereka inginkan adalah PERHATIAN dari seorang anak kepada orangtuanya
Seperti halnya saat kita masih kanak-kanak, mereka telah menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya untuk mengasihi, membesarkan serta memperhatikan kita.
Kini waktunya kita untuk mengembalikan kasih dan perhatian untuk orang tua kita.
Gunakan waktu yang ada, sebaik-baiknya.
Waktu yang telah lewat tidak akan kembali.
Sebelum anda menyesal, berilah waktu untuk orang tua !!

Jika anda membaca blog ini berarti masih ada orang yang peduli
kepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.

When was the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!

Love your parents in anyway they are...

PAPA MAMA, WO AI NI…

Reply
Yunus
8/19/2008 02:58:13 am

Pada suatu malam Rudi, seorang eksekutif sukses,

seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan
kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada

rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.

Ketika ia sedang asyik menyeleksi
dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya,

berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru.

Buku itu bergambar seorang
peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica,

"Pa liat"! Jessica
berusaha menarik perhatian ayahnya.

Rudi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya,

kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi
"Wah,. buku baru ya Jes?"
"Ya papa" Jessica
berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.

"Bacain Jessi dong Pa"
pinta Jessica lembut

"Wah papa sedang sibuk
sekali, jangan sekarang deh" sanggah Rudi dengan cepat.

Lalu ia segera mengalihkan
perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah.

Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu

"pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi"

Rudi mulai agak kesal, "Jes, papa sibuk,

sekarang Jessi suruh mama baca ya"

"Pa, mama cibuk terus,
papa liat gambarnya lucu-lucu"

"Lain kali Jessica, sana ! papa lagi banyak kerjaan"

Rudi berusaha memusatkan perhatiannya pada
lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu,

Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu,

berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba
ia mulai lagi.

"Pa,.. gambarnya bagus,
papa pasti suka"



"Jessica, PAPA BILANG,
LAIN KALI!!" kata Rudi membentaknya dengan keras.

Kali ini Rudi berhasil, semangat
Jessica kecil terkulai, hampir menangis ,

matanya berkaca-kaca dan ia bergeser
menjauhi ayahnya

"Iya pa,. lain kali ya pa?"

Ia masih sempat mendekati ayahnya
dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya

ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah.

"Pa kalau papa ada waktu,
papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari telah berlalu,
tanpa terasa dua pekan telah berlalu

namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi,

buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya.

Hingga suatu sore terdengar
suara hentakan keras "Buukk!!"



beberapa tetangga melaporkan dengan histeris

bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang
melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Rudi.

Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter,

dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.

Selama perjalanan menuju rumah
sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih

"Jessi takut Pa, Jessi
takut Ma, Jessi sayang papa mama"

Darah segar terus keluar dari mulutnya hingga

ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Rudi,

Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji.

Kini yang ada hanyalah penyesalan.

Permintaan sang buah hati yang
sangat sederhana.. pun tidak terpenuhi.

Masih segar terbayang dalam
ingatan Rudi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya

untuk membacakan sebuah cerita,

kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali

",...papa baca keras-keras
ya Pa, supaya Jessica bisa denger"
kata-kata Jessi terngiang-ngiang
kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu,

yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda
dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi,

Rudi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan

dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan.

Bukunya sudah tidak baru lagi,
sampulnya sudah usang dan koyak.

Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi
lembar-lembar halamannya

seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Rudi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca

ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan
suara keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras,

Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman,

dengan berlinang air mata.

"Jessi dengar papa baca ya"
selang beberapa kata,.. hatinya
memohon lagi

"Jessi papa mohon ampun nak"
"papa sayang Jessi"

Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya,

tak kuasa menahan itu Rudi bersujut
dan menangis memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan

dan membagi kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN
kepada kita karena ia peduli kepada kita.

ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK"
ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ?
BERILAH "PERHATIAN TERBAIK"
WALAUPUN ITU HANYA SEKALI

Bukankah Kesempatan untuk memberi
perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga ?

DO IT NOW !!!

Berilah "PERHATIAN TERBAIK"
bagi mereka yang kita cintai.
LAKUKAN SEKARANG !! KAR

Reply



Leave a Reply.


ALUMNI SMAK1 1984 OFFICIAL WEBSITE